Sabtu, 13 November 2010

Mengobarkan Semangat Berqurban


Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.

Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.

Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.

Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.

Subhanallah…dari kisah di atas dapat kita ambil hikmah dan pelajaran sungguh indah kesabaran Nabi Ismail as dan kecintaan Nabi Ibrahim as kepada Allah swt, itulah bukti dari keimanan.
Keimanan dapat dilihat dari cinta yang hakiki namun kita harus hati-hati dengan cinta yang mendominasi, seperti cinta berkelebihan kepada harta, anak dan juga istri. Beberapa hal yang dapat mengobarkan semangat berqurban adalah:
1.Iman
Iman tidak selalu menjamin kita untuk berada selalu dalam berkelimpahan baik harta maupun kebahagian namun iman menjanjikan kita pada kelembutan Illahi. Seorang Khalilul Allah tidak selalu mendapatkan apa yang di inginkan.
2.Tauhid
Tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya untuk menempatkan cinta, harap, pinta dan segala-galanya.
3.Ikhlas
Ikhlas bukan berarti tidak berat. Seperti nabi Ibrahim yang akan menyembelih nabi Ismail, ikhlaskah ia ? ya ikhlas… namun mudahkah ? tidak, berat bagi nabi Ibrahim untuk menyembelih putra yang telah dinanti-nantinya bertahun-tahun namun bukan berarti tidak ikhlas, saking beratnya disaat akan menyembelih Ismail, nabi Ibrahim menutup matanya karena ia tidak tega menyembelih anaknya sendiri.
Dan pahala dihitung sesuai dengan kadar kepayahan yang dijalani.
4.Kesungguhan/Kemanusiaan
5.Kebermanfaatan
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.


Ringkasan ceramah dari Ust. Salim A Fillah dan Ust. Syarif Hidayat dalam acara Mabit Ashabul Qur’an 12-13 November 2010
Tempat: Mesjid Salman ITB

Kamis, 11 November 2010

Susahnya Istiqomah


Andaikan saja kita menyadari betapa besarnya kuasa Illahi dan amanah yang kita emban, tentu kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah begitu saja, memang susah untuk bertahan dijalan yang penuh liku, tidak sedikit godaan yang selalu mengintai kita begitu banyak kemaksiatan yang terjadi di depan mata.
Kalau saja kita menyadari betapa kehidupan ini hanya sementara dan akhiratlah yang kekal abadi, tentulah kita tidak akan bermain-main di dunia ini dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tiada gunanya.
Sama halnya dengan kesuksesan, yang susah itu bukan untuk meraihnya melainkan untuk mempertahankan kesuksesan tersebut. Begitu juga dengan keimanan dan dakwah, yang susah itu bukan meraihnya melainkan untuk mempertahankannya.
Lantas, Akankah kita tetap bertahan dijalan ini atau menyerah tanpa syarat? Tidak, ada harapan yang harus kita bingkai rapi dengan keimanan dalam ruang jiwa. Dimanapun berada, kapanpun itu syari’at islam harus tetap ditegakkan.
Terkadang memang jiwa ini letih, kaki ini mulai tertatih untuk menjalani semuanya namun begitu jangan biarkan keletihan itu terus menyelimuti diri, kita harus bangkit dan tetap bertahan hingga kita temui bahwa janji Allah itu adalah benar.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)

Minggu, 22 Agustus 2010

Game Pertamaku


Tak terbayangkan sebelumnya bahwa aku akan menekuni pemograman terutama java mobile karena memang sebelumnya tak ada niat jadi programmer:-),,,apalagi tuntutan kuliah yang mewajibkan untuk membuat games meskipun kemaren sewaktu mendaftar jurusan yang aku pilih adalah animasi. Yah apa boleh buat meskipun awalnya terpaksa namun rela he,,,namun setelah dijalani asyik juga bisa bermain, cukup banggalah bisa main games buatan sendiri.
Seiring waktu aku pun berusaha dan membiasakan diri untuk menatap layar komputer yang berisi coding-coding yang membuat kepala pusing, apalagi kemaren baru belajar saja harus selesai satu games dan harus di presentasikan. Akhirnya selesai juga satu games,,,memang sih gamesnya belum apa-apa, seperti kata mas rizal (dosen mjeni) “masih games ecek-ecek”. Games ini masih pengembangan dari pelajaran yang diberikan kemaren jadi masih belum sempurna pembuatannya. Insya Allah the next game is better than now…

Sabtu, 14 Agustus 2010

Ramadhan di Kota Bandung


Untuk pertama kalinya aku puasa di kota bandung, jatinangor. Untuk pertama kalinya jauh dari orang tua, sedih memang mengingat indahnya ramadhan bersama keluarga tercinta. Tarawih bareng, sahur dan buka bareng keindahannya selalu ada di bayangan mataku. Ditambah lagi hari yang teramat dirindu dan didamba oleh setiap muslim di dunia yaitu hari raya kemungkinan juga aku masih juga disini.
Keindahannya hanya bisa kusimpan dalam hatiku ,,,karena disini ada cita-cita yang harus ku gapai. Sukses yang kupersembahkan untuk ibuku, ayahku dan seluruh keluargaku dan semua orang yang menyayangiku.
Kesedihanku insyaAllah akan berubah menjadi semangat untuk memberikan terbaik. Belajar belajar dan belajar. Aku yakin aku bisa menjalani ini semua karna disini ku tak sendiri. Allah akan selalu dihatiku dan juga teman-teman yang selalu ada dalam suka dan duka. Hingga saat bahagia itu tiba….
Senandung rindu untuk ibu….

ibu kulihat tatapmu amat merinduku
ibu do'akanlah daku yang menuntut ilmu
sinar wajahmu bagai rembulan
terangi langkahku
untaian pesan engkau sampaikan
harapan mu kepadaku
do'a mu Ibu selalu kunanti bagai mentari penyejuk nurani
pemagar diri mengukuh hati
ridhomu ibu ridho Illahi
cintamu ibu tak pernah terperi
selembut sutera seputih melati
sesejuk embun sesegar pagi
temani hari tiada henti
(ibu: Ar royan)

Senin, 26 Juli 2010

Cahaya itu akan datang.


Sehabis gelap terbitlah terang, mungkin kata-kata ini sudah biasa kita dengar bahwa kegelapan tidaklah selamanya menyelimuti kehidupan kita begitu juga terang tidak akan selamanya, sudah sunnatullah bahwa kehidupan akan terus berputar meskipun kita ingin menghentikannya dikala terang agar kebahagian selalu ada dalam kehidupan kita, sekali lagi tidak. Kesulitan-kesulitan yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah sedikit dari sekian banyak ujian kepada hamba-Nya, ya mungkin ujian yang diberikan Allah kepada kita tidaklah sebanding dari umat-umat yang terdahulu, generasi awal islam apalagi para Nabi dan Syuhada sungguh sangat jauh kita dari mereka.
Namun, bukankah kesulitan itu yang membuat kita terus maju dan memperbaiki diri?
Pernah kita dengar cerita seekor ulat yang susah payah merubah dirinya menjadi kepompong kemudian menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan bisa terbang kesana kemari, semua tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui proses.

Memang mudah tersenyum dikala bahagia namun ketika gundah gulana, masih bisakah senyum itu merona? dibutuhkan iman yang kuat untuk tetap memberikan yang terbaik dalam kehidupan ini.

Ketika kerjamu tak dihargai maka saaat itu kamu sedang belajar tentang ketulusan
Ketika usahamu dinilai tak penting maka saat itu kamu sedang belajar tentang keikhlasan
Ketika hatimu terluka dalam maka saat itu kamu sedang belajar memaafkan
Ketika kamu merasa lelah dan kecewa maka saat itu kamu sedang belajar tentang kesungguhan
Ketika kamu merasa sepi sendiri maka saat itu kamu belajar tentang ketangguhan
Ketika kamu merasa letih hingga ingin berhenti maka saat itu kamu sedang belajar tentang arti pengorbanan
Ketika semua cobaan datang menyapamu maka saat itu kamu sedang belajar tentang untuk lebih BERSYUKUR & MENDEKAT KEPADA-NYA

Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini jika kita mampu memaknainya, dari dan untuk Allah maka semuanya akan kembali kepada Allah. Dan yakinlah,,,setiap ketetapan dari Allah itulah yang terbaik untuk diri kita.
Wallahu a’lam.

Kamis, 22 Juli 2010

Materi Tarbiyah

Hari ini ana menerima sms dari adik kelas yang menanyakan: "Assalamu'alaikum kak, terangkan kpd ana apa itu Amraadhu Al-Ummah fii Ad-Da'wah?" disuruh cari ilmu tentang ini oleh ustadz dekat rumah. sebelum melangkah jauh mohon di transfer ilmu kakak."

wah suatu pertanyaan yang membuat ana sedikit tersentak, ternyata...ilmu ana jg belum sampai kesana, sms itu membuat ana tersadar yang selama ini mungkin masih banyak waktu yang ana lalaikan. meskipun tidak tahu ana mencoba mencari tahu dengan menggunakn internet sebagai media, ya dengan internet kita banyak mendapatkan ilmu tapi jika tidak hati-hati disini juga banyak kita temukan maksiat. akhirnya ditemukanlah bahwa Amraadhu Al-Ummah fii Ad-Da'wah adalah Penyakit Umat Dalam Dakwah yang merupakan salah satu materi tarbiyah yang harus kita pelajari. hmm,,ternyata materi tarbiyah itu sangat banyak masih sedikit rasanya materi yang ana dapatkan selama ini.

Materi Tarbiyah Islamiyah

Makna Syahadatain
1. Ahammiyatu Syahadatain (Pentingnya Dua Kalimat Syahadat)
2. Madludlu Syahadatain (Kandungan Kalimat Syahadat)
3. Ma'na Ilah (Makna Kata Tuhan)
4. Al-Wala' Wal Bara' (Loyalitas dan Anti Loyalitas)
5. Kalimatullah Hiyal-'Ulya (Kalimat Allah Yang Tinggi)
6. Marahil At-Tafa'ul Bisy-Syahadatain (Tahapan Berinteraksi Dengan Dua Kalimat Syahadat)
7. Syuruthu Qubulisy Syahadatain (Syarat-syarat Diterimanya Syahadat)
8. Ar-Ridha (Rela)
9. Tahqiiqu Ma'na Asy-Syahadatain (Realisasi Kandungan Dua Kalimat Syahadat)
10. Tahqiiq Asy-Syahadatain (Realisasi Kalimat Syahadat)
11. Ash-Shibghah Wal Inqilab (Pewarnaan dan Perubahan)

Ma’rifatullah
1. Ahammiyyatu Ma'rifatullah (Pentingnya Mengenal Allah)
2. Ath-Thariiq Ila Ma'rifatullah (Cara Menuju Ma'rifatullah)
3. Al-Mawani' Fii Ma'rifatullah (Penghalang Mengenal Allah)
4. Al-Adillah 'Ala Wujudillah (Bukti Keberadaan Allah)
5. Tauhidullah (Mengesakan Allah)
6. Al-Hayah Fi Zhilali Tauhid (Hidup Dibawah Naungan Tauhid)
7. Ma'na La Ilaha Illallah (Makna La Ilaha Illallah)
8. Mahabbatullah (Mencintai Allah)
9. Ma'iyatullah (Kesertaan Allah)
10. Al-Ihsan (Berbuat Baik)
11. 'Ilmullah (Ilmu Allah)

Ma’rifatur Rasul
1. Hajatul Insan Ila Rasul (Kebutuhan Manusia Kepada Rasul)
2. Ta'rifur Rasul (Pengertian Tentang Rasul)
3. Makanatur Rasul (Kedudukan Rasul)
4. Sifatur Rasul (Sifat-sifat Rasul)
5. Wazhifattur Rasul (Tugas-tugas Kerasulan)
6. Khashaisur Risalah Muhammad S.A.W. (Kekhususan Risalah Muhammad S.A.W.)
7. Wajibuna Nahwar Rasul (Kewajiban Terhadap Rasul)
8. Nataiju Ittiba'u Rasul (Buah Dari Mengikuti Rasul)

Ma’rifatul Islam
1. Ma'na Al-Islam (Makna Islam)
2. Al-Islam Wa Sunnatullah (Islam dan Ketentuan Allah)
3. Syumuliyatul Islam (Kesempurnaan Islam)
4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)
5. Al-Islamu Akhlaqan (Islam Sebagai Akhlak)
6. Al-Islam Fikratan (Islam Sebagai Fikrah)
7. Al-Islamu Diinul Haq (Islam Agama Yang Benar)
8. Thabi'ah Diinil Islam (Tabiat Agama Islam)
9. Al-Amal Al-Islami (Aktivitas Islami)

Ma’rifatul Insan
1. Ta'rif Al-Insan (Pengenalan Manusia)
2. Haqiiqatul Insan (Hakikat Manusia)
3. Thaqatul Insan (Potensi Manusia)
4. Nafsul Insan (Nafsu Manusia)
5. Shifatul Insan (Sifat Manusia)
6. Haqiiqah Al-Ibadah (Hakikat Ibadah)
7. Syumuliyatul Ibadah (Kesempurnaan Ibadah)
8. Qabuulul 'Ibadah (Diterimannya Ibadah)
9. Nataijul 'Ibadah (Hasil Ibadah)
10. Nataijut Taqwa (Hasil Taqwa)
11. At-Tawazuun (Keseimbangan)
12. Risalah al-Insan (Misi Manusia)
13. Binaul 'Izzah (Membangun Harga Diri)

Ma’rifatul Quran
1. Ta'rifatul Quran (Mengenal Al-Quran)
2. Asma'ul Quran (Nama-nama Al-Quran)
3. Muqtadha Al-Iman Bil Quran (Tuntutan Iman Kepada Al-Quran)
4. Akhtharu Nisyan Bil Quran (Bahaya Melupakan Al-Quran)
5. Syuruthul Intifa' Bil Quran (Syarat Mengambil Manfaat Dari Al-Quran)

Al Ghazwu Al Fikri
1. Ta'riif Al-Ghazwu Al-Fikri (Pengertian Perang Pemikiran)
2. Marahil Al-Ghazwu Al-Fikri (Tahapan Perang Pemikiran)
3. Wasa'il Al-Ghazwu Al-Fikri (Sarana Perang Pemikiran)
4. Adhraar Al-Ghazwu Al-Fikri (Bahaya Perang Pemikiran)
5. Asbaab Al-Jahiliyah (Sebab-sebab Jahiliyah)

Hizbusy Syaitan
1. Tariif Hizbusy Syaitan (Mengenal Golongan Setan)
2. 'Alaamatu Hizb Asy- Syaitan (Ciri-ciri Golongan Setan)

Qodhaya Ad Da’wah
1. Ahwaal Al-Muslimin Al-Yaum (Kondisi Umat Islam Saat Ini)
2. Amraadhu Al-Ummah Fii Ad-Da'wah (Penyakit Umat Dalam Da'wah)
3. Qadhiyyah Al-Ummah (Masalah Umat)

Al Haq wa Al Bathil
1. Ash-Shiraa' Bainal Haq Wal Baathil (Pertarungan Antara Yang Haq Dan Bathil)
2. Quwwatul-Haq (Kekuatan Kebenaran)
3. Al-Furqan (Pembeda yang Haq dan Bathil)
4. Al-Istiqamah (Konsisten)
5. Hizbullah (Partai Allah : Golongan Orang Beriman)

Takwinul Ummah
1. Takwiin Al-Ummah (Membentuk Umat)
2. Takwiin Asy-Syakhshiyah Al-Islamiyah (Membentuk Kepribadian Islami)
3. Al-I'tishaam Bi Hablillah (Berpegang Teguh Dengan Tali Allah)
4. Al-Inqilaab Al-Islami (Perubahan Islami)
5. Ta'liiful Quluub (Kesatuan Hati)
6. Asbaab At-Tafarruq Wa'ilaajuhu (Sebab-sebab Perpecahan dan Solusinya)
7. Al-Ukhuwah Al-Islamiyah (Persaudaraan Islam)

At Tarbiyah Al Islamiyah al Harakiyah
1. Ahammiyah At-Tarbiyah (Pentingnya Tarbiyah)
2. Ahdaafu At-Tarbiyah (Tujuan Tarbiyah)

Fiqhud Da’wah
1. Fadhaa'il Ad-Da'wah (Keutamaan Da'wah)
2. Ma'na Ad-Da'wah (Makna Da'wah)
3. Fiqh Ad-Da'wah (Fiqih Da'wah)
4. Asaas 'Amaliyah At-Takwiin (Dasar-dasar Kegiatan Pembinaan)
5. 'Anashir Ad-Da'wah (Unsur-unsur Da'wah)
6. Khashaa'ish Ad-Da'wah (Ciri-ciri Da'wah)
7. Rabbaniyah Ad-Da'wah (Da'wah Yang Bernuansa Ketuhanan)
8. Kaifa Yatakayyafu Bil-Islam (Bagaimana Cara Beradaptasi Dengan Islam)
9. Daurusyabaab Fi Haml Ar-Risaalah (Peran Pemuda Dalam Memikul Tugas Risalah)
10. Iqaamatu Ad-Diin (Penegakan Agama)
11. Muqawwimat An-Nahdhah Al-Ummah (Pilar Kebangkitan Umat)
(referensi: Catatan ASYKAR JIHAD INDONESIA)

coba deh tanya kepada diri kita, sudahkah kita memahami semuanya? jika tidak mari kita pelajari sama-sama. he,,,karna ana juga belum paham semuanya.

Sabtu, 17 Juli 2010

Surat Untuk Sahabat


Ribuan ucapan syukur mungkin tak mampu untuk mengungkapkan rasa terimakasih yang mendalam kepada Allah swt, karena nikmatnya terlalu banyak untuk ku ungkapkan dan kemaksiatan yang ku lakukan kepadaNya pun jauh lebih banyak, rasanya tak pantas lidah ini untuk terus bicara, bibir ini untuk terus berkata, tangan ini yang menengadah untuk terus meminta kepadaNya. Ya Allah…, terima kasih atas segala yang Kau berikan kepada hamba, ya Allah terima kasih atas saudara-saudara yang Kau karuniakan kepada hamba, saudara yang diciptakan oleh Islam, saudara yang dipersatukan dalam naungan cintaMu, saudara yang hadir sebagai sahabat yang senantiasa membuat hidup ku bahagia, sahabat yang ada bukan hanya di saat aku bahagia tapi juga di kala duka, sahabat yang bukan menemaniku disetiap waktu tapi selalu ingat dikala jauh dalam doa’nya, sahabat yang memberi warna dalam hidupku sehingga menjadi sejarah yang tak mungkin terlupakan dalam perjalanan hidupku. Sebuah kata yang indah. Karena jika dihayati maknanya sungguh sangat dalam dan tak ada yang bisa menggantikannya di dunia ini dalam hidupku “SAHABAT”
Ya…sahabat ! Sahabatku…mungkin ribuan kata-kataku takkan berarti lagi tapi kata-kata ini keluar dengan sendirinya jika kutahan akulah yang teraniaya (he..he..), sungguh aku hanya ingin engkau tahu bahwa engkau selalu menemani dalam hatiku meskipun kebersamaan itu telah berlalu dan hanya tinggal kenangan.
Sahabatku entah berapa perjalanan yang telah kita lalui bersama ntuk mengukir sejarah dalam hidup di dunia ini, jika kita lihat perjalanan panjang yang telah kita lalui kebelakang sungguh tak terhitung maksiat yang telah kita lakukan kepada Allah swt, namun lihatlah ternyata Allah masih sayang kepada kita, Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk memperbaiki segalanya meskipun tak bisa mengubahnya karena pastilah kita tak mampu ntuk merubahnya, sahabatku di depan kita masih ada jalan panjang terbentang yang akan kita arungi, kita tidak tahu nantinya apa yang kan terjadi? karena kita manusia hanya mampu berencana dan Allah jualah yang kan menetapkan segalanya. Oleh karna itu, tetapkan arahmu, bulatkan tekadmu, luruskan niatmu bahwa aku akan selalu hidup dibawah naungan Islam! Apa pun yang terjadi percayalah Allah kan selalu menemani. Bersama kita melangkah meraih cintaNya...!

Dibawah Naungan Islam
=====================
betapa indah yang kini kurasa hidup dibawah naungan islam
hatipun tenang rasa kesyukuran ukhuwah terjaga terbina
kasihMu Allah indah kurasakan hiasi setiap langkah hidupku
ridhoMu Allah adalah tekadku yang senantiasa kuharap dariMu
bersama bersatu membangun islam nan gemilang
raihlah selalu kemulian hidup dengan penuh penghambaan bersama Islam di dalam Islam
Allah pasti kan menolong Allah pasti kan membantu setiap insan yang taat padaNya
Allah pasti kan menolong Allah pasti kan membantusetiap hamba yang menolong agama Allah
(tazakka)