Kamis, 11 November 2010

Susahnya Istiqomah


Andaikan saja kita menyadari betapa besarnya kuasa Illahi dan amanah yang kita emban, tentu kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah begitu saja, memang susah untuk bertahan dijalan yang penuh liku, tidak sedikit godaan yang selalu mengintai kita begitu banyak kemaksiatan yang terjadi di depan mata.
Kalau saja kita menyadari betapa kehidupan ini hanya sementara dan akhiratlah yang kekal abadi, tentulah kita tidak akan bermain-main di dunia ini dan menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tiada gunanya.
Sama halnya dengan kesuksesan, yang susah itu bukan untuk meraihnya melainkan untuk mempertahankan kesuksesan tersebut. Begitu juga dengan keimanan dan dakwah, yang susah itu bukan meraihnya melainkan untuk mempertahankannya.
Lantas, Akankah kita tetap bertahan dijalan ini atau menyerah tanpa syarat? Tidak, ada harapan yang harus kita bingkai rapi dengan keimanan dalam ruang jiwa. Dimanapun berada, kapanpun itu syari’at islam harus tetap ditegakkan.
Terkadang memang jiwa ini letih, kaki ini mulai tertatih untuk menjalani semuanya namun begitu jangan biarkan keletihan itu terus menyelimuti diri, kita harus bangkit dan tetap bertahan hingga kita temui bahwa janji Allah itu adalah benar.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar